2003年1月24日

浅野健一

お知らせ
 バリ島で開かれていたインドネシア支援国会合CGIは1月22日、参加21カ国と9機関が03年分として総額27億ドル(約3200億円)の支援を表明して閉会しました。
 朝日新聞などによると、世界銀行の8億5000万ドル、アジア開発銀行の8億ドルに次ぎ、日本は電力分野などに7億3000万ドル(約860億円)の支援を約束した。
 これとは別に日本は、今年分として15億ドル(約1770億円)の債務繰り延べに同意。またスラバヤ空港の拡張やジャカルタ近郊の火力発電所改造など3件、計889億円の円借款も表明しました。

 1月23日のインドネシア高級紙「コンパス」に私の談話が出ました。東京特派員のRICHARD SUSILO氏から昨日取材を受けました。
インドネシア語ですが、そのまま引用します。
****************************************
My comment in Kompas today, see
http://suratkabar.com (index right)
-------
Kamis, 23 Januari 2003

Prof Kenichi Asano:
Indonesia Belum Bisa Lepas dari IMF

KENICHI Asano, seorang profesor dari Universitas Doshisha, Jepang, dan juga visiting scholar di Westminster, Inggris, menekankan masih perlunya IMF bagi Indonesia. Itu karena pemerintahan Indonesia saat ini tidak memiliki kekuatan yang cukup besar untuk bisa berdiri sendiri.
"Saya bisa mengerti keinginan rakyat Indonesia untuk bisa dan berkeinginan kuat supaya berdiri sendiri, tidak lagi bergantung kepada IMF lagi," katanya kepada Kompas, Selasa (21/1).

Akan tetapi, dia mengingatkan, dengan kelemahan ekonomi dan posisi pemerintahan yang ada sekarang, Asano merasa pesimistis Indonesia bisa berdiri sendiri di tengah globalisasi saat ini. "IMF sangat kuat. Tanpa IMF, rekomendasi soal Indonesia terhadap masyarakat dunia untuk bersedia meminjamkan uangnya kepada Indonesia akan berkurang. Negara donor tampaknya sangat percaya dan menggantungkan pembenahan Indonesia kepada IMF. Kalau lembaga pemberi rekomendasi seperti IMF itu tidak ada lagi di Indonesia, mungkin sulit bagi Indonesia untuk meminta bantuan, khususnya dana dari luar negeri untuk dalam negeri Indonesia, untuk pembangunan di Indonesia nantinya."
Dengan demikian, sebenarnya Indonesia masih belum waktunya untuk melepaskan diri dari IMF. Asano mengerti sepenuhnya keberadaan IMF juga sangat tidak disukai banyak negara di Asia, khususnya Indonesia.

"Akan tetapi, apa boleh buat. Sementara ini sebaiknya Indonesia masih membutuhkan IMF, tetapi harus benar-benar memiliki disiplin ketat untuk membangun perekonomiannya sendiri dalam waktu dekat mendatang sehingga bisa berdiri kuat tanpa IMF," ujar Osano.

Selain itu, Asano juga melihat pengaruh dan keterkaitan perekonomian dunia sangat kuat dewasa ini. Sedangkan perekonomian dunia sendiri saat ini, termasuk Jepang dan Amerika Serikat (AS), dianggapnya masih sakit.

"Kita tahu Jepang masih belum bisa apa-apa saat ini, masih sibuk dengan pembenahan dalam negeri dan berupaya kuat untuk bisa keluar dari deflasi dan kesulitan perekonomiannya di dalam negeri. Pengaruh ini juga datang dari AS yang tidak begitu baik perekonomiannya, juga sedang dalam ketegangan politik dewasa ini menuju perang AS-Irak. Maka, perekonomian dunia tampaknya akan semakin bergejolak tidak menentu,"kata Asano.

Di tengah gejolak tersebut, ujar Osano, Indonesia harus bisa survive dengan perekonomiannya sendiri untuk pembangunan dalam negerinya. Sedangkan bantuan pinjaman dari negara donor seperti Jepang apalagi melalui IMF, sebaiknya jangan terlalu diharapkan lagi kalau memang mau berdiri sendiri.

"Sumber daya alam di Indonesia harus bisa digali dengan seefektif dan seefisien mungkin sehingga bisa memberikan nilai tambah sebanyak-banyaknya bagi kesejahteraan Indonesia," katanya.

Sedangkan pemerintahan Megawati harus berani untuk memberantas korupsi, yang tampaknya semakin merajalela saat ini. "Saya dengar dari teman-teman, keadaan Indonesia saat ini tampaknya lebih parah daripada zamannya Soeharto. Korupsi dan penyalahgunaan jabatan, praktik memperkaya diri sendiri, sangat kuat dewasa ini di Indonesia sehingga pemerintah akhirnya menjadi sibuk dengan diri sendiri, dan kepentingan rakyat banyak menjadi nomor dua,"ujarnya.

Apabila Indonesia ingin maju di tengah percepatan pertumbuhan ekonomi dunia saat ini, sudah bukan masanya lagi untuk bersantai-santai melakukan segala sesuatunya.

"Kerja keras, cepat, disiplin, dan bersaing dengan ketat di tengah persaingan dunia dan perdagangan bebas dewasa ini sangat dibutuhkan dan dilaksanakan Indonesia. Kalau tak demikian pasti Indonesia akan tertinggal jauh. Bukan lagi kata-kata, akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat, Indonesia akan menjadi negara terbelakang lagi," katanya.

Oleh karena itu, Asano juga melihat pentingnya semua unsur di masyarakat, termasuk para lembaga swadaya masyarakat (LSM), untuk bergerak bersama-sama ikut membangun bangsanya dan mengoreksi pemerintahan Indonesia agar bisa berjalan sesuai relnya dan kembali memiliki integritas tinggi di masyarakatnya sehingga bisa berkembang dan bersaing dengan baik di pasar dunia nantinya.

"Pada saat itulah Indonesia bisa dengan bangga mengatakan, tak perlu lagi IMF, karena memang Indonesia dengan upayanya sendiri sudah mampu bangkit dan berdiri serta berjalan dengan kakinya sendiri. Kalau sudah demikian, tanpa IMF pun saya yakin negara lain pun akan percaya kepada Indonesia, dan dengan mudah juga mau membantu memberikan bantuan dananya kepada Indonesia."(RICHARD SUSILO)


浅野ゼミのホームページに戻る


Copyright (c) 2002, Prof.Asano Ken'ichi's Seminar Last updated 2003.01.24